Penulis: Siti Wulandari, Yanthi Kartini, dkk.
Mahasiswa FISIP-Hubungan Internasional
Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
(27 Juni 2012)
AUSTRALIA,
SELANDIA BARU, PAPUA NUGINI, TIGA NEGARA BESAR DI PASIFIK SELATAN:
Gambar 1.
Peta Asia Selatan
1. Hubungan
Papua dengan Negara-Negara Pasifik Selatan (Australia dan Selandia Baru)
a. Papua Nugini
Papua Nugini adalah sebuah negara yang terletak di bagian
timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan
Provinsi Papua (Indonesia) di sebelah barat. Benua Australia di sebelah selatan dan negara-negara Oseania berbatasan di sebelah selatan,
timur, dan utara. Ibu kotanya, dan salah satu kota terbesarnya, adalahPort Moresby. Papua Nugini adalah salah satu
negara yang paling bhinneka di Bumi, dengan lebih dari 850 bahasa lokal asli
dan sekurang-kurangnya sama banyaknya dengan komunitas-komunitas kecil yang
dimiliki, dengan populasi yang tidak lebih dari 6 juta jiwa. Papua Nugini
juga salah satu negara yang paling luas wilayah perkampungannya, dengan hanya
18% penduduknya menetap di pusat-pusat perkotaan.[3] Negara ini adalah salah satu
negara yang paling sedikit dijelajahi, secara budaya maupun geografis, dan
banyak jenis tumbuhan dan binatang yang belum ditemukan diduga ada di pedalaman
Papua Nugini.
Sebagian
besar penduduk menetap di dalam masyarakat tradisional dan menjalankan
sistem pertanian sederhana yang hanya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Masyarakat dan marga ini memiliki beberapa
pengakuan tersirat di dalam kerangka undang-undang dasar negara Papua Nugini.
Undang-Undang Dasar Papua Nugini (Pembukaan 5(4)) menyatakan harapan bagi kampung
dan komunitas tradisional untuk tetap menjadi satuan kemasyarakatan yang
lestari di Papua Nugini, dan untuk langkah-langkah aktif yang diambil
untuk melestarikannya. Dewan Perwakilan Rakyat Papua Nugini telah memberlakukan
beberapa undang-undang di mana sejenis "Tanah ulayat" diakui, artinya bahwa
tanah-tanah tradisional pribumi memiliki beberapa landasan
hukum untuk memproteksi diri dari campur tangan kaum pendatang yang bertindak
berlebihan. Tanah ulayat ini disebutkan melingkupi sebagian besar tanah yang
dapat digunakan di negara ini (sekitar 97% seluruh daratan), tanah yang dapat diolah oleh
kaum pendatang bisa saja berupa milik perseorangan di bawah syarat pinjaman
dari negara atau tanah milik pemerintah.
Geografi
negara Papua Nugini beragam dan di beberapa tempat sangat kasar. Sebuah barisan
pegunungan memanjang di Pulau Papua, membentuk daerah dataran tinggi yang padat penduduk. Hutan hujan yang
padat dapat ditemukan di dataran rendah dan daerahpantai. Rupa bumi yang sedemikian telah
membuatnya menjadi sulit bagi pemerintah untuk mengembangkan
infrastruktur transportasi. Di beberapa daerah, pesawat terbangadalah satu-satunya modus
transportasi. Setelah diperintah oleh tiga kekuatan asing sejak 1884, Papua
Nugini merdeka dari Australia pada tahun 1975. Kini Papua
Nugini masih menjadi bagian dari dunia persemakmuran. Banyak penduduk hidup dalam
kemiskinan yang cukup buruk, sekitar sepertiga dari penduduk hidup dengan
kurang dariUS$ 1,25 per hari.
Papua
Nugini kaya akan sumber daya alam, tetapi eksploitasinya terkendala oleh rupa
buminya yang rumit, tingginya biaya pembangunan infrastruktur, persoalan
perundang-undangan yang serius, dan sistem status pertanahan yang membuat upaya
pengenalan pemilik tanah untuk tujuan negosiasi perjanjian terhadapnya tetap
saja menyisakan masalah. Pertanian memberikan penghidupan yang penting bagi 85%
penduduk. Cadanganmineral, meliputi minyak bumi, tembaga, dan emas, menyumbangkan 72% perolehan
ekspor. Negara ini juga memiliki industri kopi yang cukup bernilai.
Mantan
Perdana Menteri Sir Mekere Morauta berupaya untuk meletakkan
kembali kesatuan perlembagaan negara, memantapkan mata uang kina, meletakkan
kembali kemantapan anggaran nasional, memprivatisasi perusahaan-perusahaan umum
yang dirasa cocok, dan memastikan kelestarian perdamaian Bougainville setelah
tercapainya perjanjian 1997 yang mengakhiri ketegangan kaum separatis
Bougainville. Pemerintah Morauta mencapai kejayaan ketika menarik dukungan
internasional, khususnya mendapat dukungan dari IMFdan Bank Dunia demi mengamankan pinjaman
bantuan pembangunan. Tantangan yang cukup hebat dihadapi oleh Perdana Menteri
Sir Michael Somare, termasuk upaya memperkuat
kepercayaan penanam modal, melanjutkan upaya privatisasi aset-aset pemerintah,
dan memelihara dukungan dari anggota Parlemen.
Pada
Maret 2006, Komisi PBB untuk Kebijakan Pembangunan menyeru agar status Papua
Nugini sebagai negara berkembang diturunkan menjadi negara terbelakang karena
kemandekan sosial dan ekonomi yang mulur.[16] Tetapi, sebuah penilaian yang
dilakukan IMF pada penghujung 2008 menemukan bahwa "paduan
antara kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, dan tingginya harga ekspor
barang tambang dunia, telah mendukung mengambangnya pertumbuhan ekonomi dan
memantapnya ekonomi makro terbaru Papua Nugini. Pertumbuhan PDB sejati, pada
lebih dari 6% pada tahun 2007, berlandasan luas dan diharapkan terus menguat
pada 2008."
Papua New Guinea kaya
akan kandungan alamnya seperti emas, bijih tembaga, minyak mentah dan gas alam,
kayu, ikan, minyak sawit, teh, karet dan batang kayu. Apabila dirincikan, untuk
produk kehutanan menyumbang 4% GDP, kelautan 1% GDP, pertanian sebesar 13% GDP
dengan produk utama kopi, bijih cokelat, kelapa, minyak, kayu, teh dan vanilla,
industry menyumbang 25% GDP: dengan sektor utama pada penghancuran kopra,
proses pembuatan minyak, produksi tripleks, produksi kayu, pertambangan emas,
perak dan tembaga; konstruksi, turis, produksi minyak mentah, produksi
penyulingan minyak tanah, sedangkan mineral dan minyak yang paling banyak untuk
GDP sebesar 82%.
Dalam perdagangan
khususnya ekspor impor, PNG memiliki jumlah ekspor yang lebih besar daripada
impornya. Komoditas yang diekspor berupa emas, bijih tembaga, minyak kayu,
minyak kelapa sawit, dan kopi. Pasarnya berada di Australia, Jepang, Filipina,
Jerman, Korea Selatan, Cina, USA, UK, Singapura, dan Malaysia. Sedangkan Impor
berupa mesin dan perlengkapan transportasi, kendaraan, barang-barang
manufaktur, makanan, bahan bakar minyak, dan kimia. Supply terbesar dari
Australia, USA, Singapore, Jepang, Cina, New Zealand, Malaysia, Hong Kong,
Indonesia dan UK.
Dalam hal pengelolaan
mineral, kayu dan sector perikanan dikuasai oleh investor asing. Pendapatan
pemerintah bergantung pada ekspor mineral dan minyak. Pemilik lahan asli dari
sumber kedua komoditas ini juga mendapat pendapatan dari setiap operasi yang dilakukan.
Saat ini komoditas itu dikuasai oleh Exxon mobil dan Interoil dari Amerika
Serikat.
Sedangkan sekitar 75%
populasi menggantungkan dirinya pada sector pertanian. Deforestasi mewarnai
sector ini dikarenakan tidak adanya regulasi yang jelas dalam peraturan
pembukaan lahan. Dalam sector perikanan, PNG memiliki industry tuna yang aktif,
akan tetapi penangkapannya dilakukan oleh kapal bangsa lain dibawah lisensi
PNG.
Australia, Singapura
dan Jepang adalah eskporter utama pada Papua New Guinea. Mesin, minyak,
pertambangan dan penerbangan adalah ekspor kuat Amerika kepada Papua New
Guinea.
Saat ini Exxon Mobil
menguasai mayoritas dari cadangan gas alam dan pembangunan fasilitasnya.
Menyusul Interoil Amerika yang mengoperasikan kilang minyak di Port Moresby dan
telah menandatangani perjanjian dengan Korporasi Energi Dunia untuk membangun
proyek LNG (Liquefied Natural Gas)
kedua pada PNG. Dan saat ini Cina tengah gencar dalam proyek pengembangan
tambang nikel di PNG.
Dalam hal hubungan
kerjasama multilateral dalam bidang ekonomi, PNG telah bergabung dalam APEC (Asean Pasific Economic Forum)
sejak tahun 1993, kemudian masuk dalam WTO tahun 1996, juga sebagai observer di
ASEAN dan anggota ARF, juga tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG).
Sumber bantuan mayor
lainnya kepada PNG adalah Japan, Uni Eropa, China, Taiwan, PBB, ADB, IMF, dan
WB. Beberapa volunteer dari sejumlah negara dan misi pekerja gereja menyediakan
pendidikan, kesehatan, dan pemberian bantuan pembangunan negara. Bantuan asing
kepada PNG sekitar $46 per capita. Dana U.S $1.5 juta per tahun digunakan untuk
proyek HIV/AIDS di PNG.
Perekonomian PNG ini
jika dilihat secara seksama, terdiri dari sector formal, sector berbasis hukum
dan sector informal. Sektor formal mengarah pada industry yang menyediakan
basis pekerjaan yang sempit, terdiri dari pekerja kontrakkan dalam produksi
mineral, sector manufaktur yang relative kecil, lapangan kerja yang kecil dalam
sector keuangan, sector public dan industry jasa, konstruksi serta
transportasi.
Jika dibandingkan
dengan Negara Pasifik lainnya, PNG masih memiliki posisi ekonomi yang kuat,
dengan jumlah simpanan yang banyak dan bertambah selama ledakan komoditas
terjadi sebagai penyangga keuangan selama Krisis Ekonomi Global (Global Economic Crisis),
dan sector keuangan relative terlindungi dari kegentingan kredit global.
Pertumbuhan ekonomi
di PNG diperkirakan kuat pada tahun 2010, dengan kontribusi dari sector
domestic dan eksternal. Berdasarkan perkiraan Departemen keuangan, tahun 2010
pertumbuhan ekonomi akan naik mencapai 7.5% diatas estimasi tahun 2009 sebesar
5.5%.
Inflasi turun pada
tahun 2010 mendekati 5 %. Dengan itu, Departemen Keuangan dan Bank di PNG lebih
memusatkan perhatian pada hal-hal yang akan meungkinkan inflasi kembali
meningkat. Resiko terhadap perekonomian kemungkinan berasal dari LNG dan
pertumbuhan sector mineral. Pendapatan Pemerintah PNG mudah terkena imbas
karena sangat tergantung pada perubahan peningkatan dari harga global untuk
emas, tembaga dan minyak.
Exxon Mobil, membawa
proyek LNG pada kesempatan peningkatan pertumbuhan ekonomi bagi PNG dan
diperkirakan dapat berkontribusi dalam meningkatkan 15-20% GDP. Australia dan
PNG memiliki kesepakatan untuk membangun keefektifan, transparansi dari proyek
pendapatan Negara didalam pemerintahan, dan pemerintah Australia telah
memberikan pinjaman sebesar USD 500 juta untuk mendukung partisipasi Australia
dalam pengembangan proyek tersebut. Hubungan Australia dan Papua New Guinea
sangat dekat, ditandai dengan bantuan Australia untuk mewujudkan Kesejahteraan
Keuangan Berdaulat untuk mengatur pendapatan secara efektif.
b. Papua Nugini
dan Australia
Pada tahun 1902, wilayah Papua Nugini berada
di bawah administrasi Australia, diikuti dengan adanya aneksasi oleh Kerajaana
Inggris. Papua Nugini diperintah oleh Australia hingga akhirnya PNG
memerdekakan diri pada tahun 1975.
Namun, hubungan di antara kedua negara
tersebut relatif dekat, dengan Australia terus memberikan bantuan pembangunan
bagi PNG. Model institusi politik PNG menganut model siistem Westminister ,
sama halnya dengan sistem politik yang dianut oleh Australia. Hubungan antara
PM Michael Somare (PNG) dan PM John Howard (Australia) seringkali mengalami
ketegangan. Ketegangan ini dipicu saat Somare dilarang memasuki Australia.
Pada tahun 2001, dibangun pusat penahanan di
Pulau Manus, PNG. Pusat penahanan ini sebagai salah satu “Austalia’s Pacific Solution”. Para pengungsi yang mencari suaka di Australia
dikirim ke Pulau Manus atau Nauru dan Australia membayar biaya penahanannya,
serta menyediakan bantuan ekonomi untuk PNG.
Dalam bidang ekonomi, Australia merupakan sumber import terbesar bagi
Papua Nugini, dan Australia juga merupakan pasar ekspor terbesar bagi Papua
Nugini.
Ø
Hubungan Politik
1)
Pada tahun 2006, ketegangan
antara Papua Nugini dan Australia semakin memanas karena “Julian Moti
Affair”. Moti merupakan rekan dekat
Manasseh Sogavare, PM ke 10 di Pulau Solomon yang ditangkap di Port Moresby
pada tanggal 29 September 2006 di bawah permintaan ekstradisi Australia karena
masalah seks anak-anak yang berhubungan dengan peristiwa di Vanuatu pada tahun
1997.
2)
Setelah melanggar
persyaratan jaminan dan meminta perlindungan di Komisi Tinggi Kepulauan
Solomon, Moti diterbangkan ke Kepulauan Solomon dengan penerbangan rahasia
Pertahanan Angkatan PNG pada 10 Oktober, hal ini menyebabkan kemarahan di pihak
Australia.
3)
Sehingga Australia
membatalkan Ministrial Meeting pada bulan Desember dan melarang PM senior PNG
memasuki Australia.
4)
Pada tahun 2007, PM
Australia yang baru, Kevin Rudd, melakukan normalisasi hubungan dengan Papua
Nugini. Rudd, menemui rekan dari PNG di Bali pada Desember 2007 dan Ia pun
menunjungi PNG pada Maret 2008.
Ø
Perjanjian penting antara Papua Nugini dan Australia:
7)
the Partnership for Development, which was signed by the
Australian and Papua New Guinea Governments on 21 August 2008.
Ø
Kerjasama Papua Nugini – Australia
1)
Stephen Smith (mantan Menlu
Austrlia) beserta mantan Menlu PNG, Sam Ambal, menandatangani perjanjian
Perdagangan dan Imigrasi;
2)
The Second Joint
Understanding on the Owen Stanley Ranges, Brown River Catchment and Kokoda
Track Region, untuk memastikan Wilayah Kokoda merukan kawasan yang tergolong
dalam properti khusus;
3)
Mereka juga menandatangani Memorandum of Understanding on Papua New
Guinea’s participation in the Pacific Seasonal Worker Pilot Scheme, untuk
memfasilitasi cross border movement oleh para pejabat dan petugas kesehatan di
wilayah perbatasan di Selat Torres;
4)
Papua Nugini – Australia
Forum 2009:
b) Penandatanganan Memorandum of Understanding for Cooperation on
Sustainable Forest Management dan rencana kerja untuk
meningkatkan kerjasama di bawah Forest
Carbon Partnership
c) Pemberian dana sebesar 1 juta US $ untuk mendanai Kokoda Development Program (pelayanan dasar untuk komunitas lokal)
dan 250.000 US $ untuk Kokoda Track Authority (untuk
meningkatkan infrastuktur trekking di Kokoda)
d) Pembasan isu dampak krisis ekonomi global, projek LNG, pertahanan,
kebijakan dan kerjasama Selat Torres.
Ø
Kerjasama pertahanan
a)
Pendampingan, pelatihan dan
pemberian saran teknis oleh militer Australia kepada militer Papua Nugini serta
melakukan latihan bersama antara pasukan militer Australia dan Papua Nugini;
b)
Dukungan pertahanan dilakukan
dengan 22 ADF personnel;
c)
Pertahanan sipil yang
sejalan dengan PNG Defence Force.
c. Papua Nugini
dan Selandia Baru
Papua Nugini adalah pasar terbesar bagi Selandia
Baru. New Guinea and Papua New Guinea
Business Council merupakan wadah kerjasama ekonomi dan promosi perdagangan
di antara keduanya.
Kerjasama-kerjasama yang dijalin antara Papua
Nugini dan Selandia Baru, antara lain:
1) The New Zealand Aid Programme (2008-2018);
2) Health Sector Improvement Programme (HSIP);
3) Hubungan Papua Nugini – New
Zealand;
4) Bougainville Community Policing Project;
Bougainville
merupakan daerah otonom di Papua Nugini yang mengalami konflik panjang sejak
1990-an. Selandia baru mendukung program rekonstruksi, penguatan sistem hukum,
keadilan dan pemerintahan Bougenville. Selandia Baru juga memberikan pelatihan
kepada Polisi Bougainville.
5) Pasific Island Forum;
Membicarakan isu teknik yang
memiliki implikasi keamanan. Forum ini juga digunakan sebagai wahana perekat di
antara negara-negara Pasifik Selatan.
6) Regional Peace Keeping;
Untuk menghadapi tantangan
dinamika keamanan di kawasan Pasifik Selatan.
d. Ancaman dan
Tantangan Bagi Papua Nugini di Pasifik Selatan
Papua
Nugini kini berada diambang kehancuran ekonomi, kejatuhan pemerintahan, dan
kekacauan sosial. Inilah ancaman terbaru Papua Nugini. Beberapa tantangan akan
dihadapi oleh pemeritah, mencakup penyediaan keamanan fisik bagi investor
asing, mengembalikan kepercayaan investor, memperbaiki integritas pada
institusi Negara, mempromosikan efisiensi ekonomi dengan memprivatisasi
institusi Negara yang sudah bangkrut, dan menyeimbangkan hubungan dengan
Australia. Tantangan social-budaya lainnya yang dapat menurunkan ekonomi mencakup
HIV/AIDS, dengan tingkatan infeksi tertinggi di Asia Timur dan Pasifik, dan
hukum dan tatanan kronis dan isu kepemilikan tanah.
Negara
ini, kini dibelenggu oleh korupsi, Kriminal dan infrastruktur yang tidak
terintegrasi. Masyarakat Papua Nugini hanya mendapatkan keuntungan sedikit dari
kekayaan mineral dan bantuan asing sejak merdeka tahun 1975 dari Inggris.
Kekayaan mineral Papua Nugini telah menguntungkan segelintir elit politik saja.
Kekayaan itu tidak dimanfaatkan untuk investasi dalam pembangunan jalan-jalan,
pendidikan dan kesehatan. Tindak criminal dipicu oleh pengangguran angkatan
kerja berusia muda yang menyebarkan aksinya hingga ke pelosok pedesaan.
Yang
paling penting adalah bahwa Papua Nugini saat ini harus mampu mengikat berbagai
komunitas yang berbeda-beda dalam suatu organisasi politis dan ideologis yang
efektif. Titik utama krisis Papua Nugini adalah ‘suku versus negara”.
Ø
Australia
Ancam Beri Sanksi Papua Nugini
Sydney
(AFP/ANTARA) - Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, mengancam akan memberi
sanksi jika Papua Nugini (PNG) menunda pemilihan tengah tahunnya, memicu
kecaman dari utusan utama negara Pasifik tersebut.
Carr,
mengutarakan di kantor diplomat pekan ini, pada hari Kamis bahwa Australia
"tidak segan-segan untuk mempertimbangkan pemberian sanksi" jika PNG
tidak melakukan pemilu pada pertengahan tahun 2012 seperti yang sudah
direncanakan sebelumnya.
"Kami tidak memiliki pilihan lain kecuali meminta dunia lain untuk mengecam dan mengisolasi Papua Nugini," ujar Carr pada Sky News.
Negara miskin namun kaya sumber daya tersebut mengalami keterpurukan politik, karena pemberontakan militer pada bulan Januari yang mengakibatkan ketidakpastian selama beberapa bulan yang dipicu oleh putusan Mahkamah Agung terkait kepemimpinan.
Pengadilan menyatakan bahwa pemimpin senior Sir Michael Somare telah dipecat secara semena-mena dari jabatannya ketika ia sakit di Singapura oleh Peter O'Neill, yang akhirnya menjabat sebagai perdana menteri.
"Kami tidak memiliki pilihan lain kecuali meminta dunia lain untuk mengecam dan mengisolasi Papua Nugini," ujar Carr pada Sky News.
Negara miskin namun kaya sumber daya tersebut mengalami keterpurukan politik, karena pemberontakan militer pada bulan Januari yang mengakibatkan ketidakpastian selama beberapa bulan yang dipicu oleh putusan Mahkamah Agung terkait kepemimpinan.
Pengadilan menyatakan bahwa pemimpin senior Sir Michael Somare telah dipecat secara semena-mena dari jabatannya ketika ia sakit di Singapura oleh Peter O'Neill, yang akhirnya menjabat sebagai perdana menteri.
Carr
menyatakan O'Neill "harus berkomitmen tegas terhadap pemilihan ini,"
seraya menambahkan "tanpa hal itu, pemerintahan akan dijalankan dengan
salah di Papua Nugini."
Pendapatnya tersebut dikecam oleh Charles Lepani, komisaris tinggi Papua Nugini untuk Australia, yang menyatakan bahwa pendapat tersebut "spekulatif" dan tidak berdasar.
"Kami dan pemerintah Papua Nugini terkejut karena negara sahabat baik kami mengeluarkan pernyataan yang tidak bersahabat dan tidak benar tersebut," ujar Lepani pada media Fairfax.
Lepani mengatakan bahwa Carr tidak berbicara sebelumnya dengannya sebelum mengutarakan pendapatnya tersebut dan telah mengirimkan surat padanya untuk menyatakan kekecewaannya.
Hamparan Papua Nugini kaya sumber daya persediaan gas bumi, namun negara dengan jumlah penduduk 6,6 juta orang tersebut masih berada dalam kemiskinan. Pemilihan dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Juni. (ik/ml)
Pendapatnya tersebut dikecam oleh Charles Lepani, komisaris tinggi Papua Nugini untuk Australia, yang menyatakan bahwa pendapat tersebut "spekulatif" dan tidak berdasar.
"Kami dan pemerintah Papua Nugini terkejut karena negara sahabat baik kami mengeluarkan pernyataan yang tidak bersahabat dan tidak benar tersebut," ujar Lepani pada media Fairfax.
Lepani mengatakan bahwa Carr tidak berbicara sebelumnya dengannya sebelum mengutarakan pendapatnya tersebut dan telah mengirimkan surat padanya untuk menyatakan kekecewaannya.
Hamparan Papua Nugini kaya sumber daya persediaan gas bumi, namun negara dengan jumlah penduduk 6,6 juta orang tersebut masih berada dalam kemiskinan. Pemilihan dijadwalkan akan dilakukan pada bulan Juni. (ik/ml)
Pertanyaan
1. Papua
Nugini merupakan pasar terbesar bagi New Zealand, sebagai negara pengekspor ke
New Zealand, lalu apa yang dimiliki oleh Papua Nugini dalam mengekspor barang-barangnya
ke New Zealand?
2. Jelaskan
hubungan Papua Nugini dengan New Zealand, apakah interdependensi atau
dependensi?
3. Apakah
hubungan kerjasama antara Papua Nugini dengan New Zealand akan berlangsung lama
?
Jawaban:
1.
Papua Nugini merupakan pasar
terbesar bai New Zealand, disini bisa dilihat bahwa Papua Nugini kaya akan
sumber kekayaan alamnya seperti pertambangan yaitu, emas, biji tembaga, minyak
mentah dan gas alam, sedangkan dari sumber pertaniannya yaitu kayu, minyak
sawit, teh, karet dan juga ikan.Papua Nugini memiliki ekspor lebih besar dari
impor.
2. Hubungan
Papua Nugini-New Zealand adalah hubungan dependensi karena meskipun Papua
mengekspor lebih banyak ke New Zealand tetap saja tidak membuat perekonomian
Papua lebih maju dari New Zealand sehingga Papua dapat terlepas dari pengaruh
dan bantuan New Zealand, hal ini disebabkan oleh faktor nilai dimana nilai
barang yang dimiliki oleh Papua masih rendah. Oleh sebab itu hubungan iini
tidaklah seimbang, Papua lebih bergantung kepada New Zealand.
3.
Hubungan Papua Nugini –New
Zealand akan berlangsung lama karena saat ini telah diantara kedua negara
tersebut telah terbentuk kerjasama dalam jangka panjang seperti : New Zealand
and Papua Nugini Bussiness Council dimana merupakan wadah kerjasama ekonomi dan
promosi perdagangan diantara keduanya yang didirikan pada tahun 1995 dan
berlangsung sampai saat ini. Kemudian ada pula The New Zealand Aid Programme
dimana merupakan strategiuntuk mengembangkan ekonomi bagi orang-orang yang baru
ingin memulai dan mengembangkan usahanya, pelayanan sosial dibidang kesehatan,
sosial dan pendidikan. The New Zealand Aid Programme ini dirancang dengan
periode 2008 sampai dengan tahun 2018. Selain itu pula kedua negara juga
terlibat dengan kerjasama lainnya dibidang militer seperti Pasific Island Forum
dan Regional Peace Keeping dimana yang terlibat tidak hanya kedua negara saja,
namun ada juga negara-negara Pasific lainnya. Hal ini cukup membuktikan bahwa
hubungan diantara keduanya akan berlangsung lama dengan melihat kerjasama-kerjasama
yang telah mereka rencanakan.
DAFTAR PUSTAKA
"Constitution
of Independent State of Papua New Guinea (consol. to
amendment #22)". Pacific
Islands Legal Information Institute.
"Papua New Guinea and
Australia", The National, 7 March 2008
"PNG rally against Australia's treatment of PM Somare". Radio New Zealand
International.
Australia Ancam Beri Sanksi
Papua. http://perkembanganmiliter.blogspot.com/2012/03/australia-ancam-beri-sanksi-papua.html
Gelineau,
Kristen (2009-03-26). "Spiders
and frogs identified among 50 new species". The
Independent.
http://malumnalu.blogspot.com/2011/02/new-zealand-and-papua-new-guinea-trade.html.
Malumnalu Winner of the 2011 UNESCO/Divine Word University Award for Communication
and Development. Sunday, February 06, 2011
http://www.aid.govt.nz/where-we-work/pacific/papua-new-guinea.
Lynne
Armitage. "Customary
Land Tenure in Papua New Guinea: Status and Prospects" (PDF).
Queensland University of Technology.
New Zealand and Papua New Guinea. http://www.nzembassy.com/papua-new-guinea/relationship-between-new-zealand-and-papua-new-guinea/new-zealand-and-papua-new-gui.
New
Zealand Papua Nugini Business Council. http://www.nzpngbc.org.nz.
NZ-PNG bilateral trade statistics for
the calendar year ended December 2009. New Zealand High Commission Port Moresby.
Papua New Guinea. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e3/Flag_of_Papua_New_Guinea.svg/125px-Flag_of_Papua_New_Guinea.svg.png
Swadling,
Pamela (1996). Plumes from Paradise. Papua New Guinea National
Museum. ISBN 9980-85-103-1.
Happy reading and enjoy it :)
No comments
your comment awaiting moderation