Penulis: Siti Wulandari
Mahasiswa FISIP-Hubungan Internasional
Univ. Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
(18 Januari 2012)
Asia
Pasifik merupakan wilayah yang mencakup pesisir pantai Asia Timur, Asia
Tenggara, Australasia[1]
di dekat Laut Pasifik, Negara-negara di laut Pasifik (Oceania) dan beberapa
pulau yang termasuk ke dalam teritori Amerika seperti Guam dan Marianas Utara. Sesungguhnya,
wilayah ini sudah menjadi perhatian Amerika Serikat sejak masa Perang Dingin. Di
mana, Amerika mencoba menanamkan pengaruhnya di kawasan tersebut selama Perang
Dingin berlangsung, sekaligus membendung kekuatan dan pengaruh Uni Soviet di
kawasan tersebut.
Kehadiran
Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik sudah terlihat sejak awal
berlangsungnya Perang Dingin. Di mana baik Negara Amerika Serikat maupun Uni
Soviet mencoba menanamkan dan memperluas pengaruhnya di kawasan tersebut.
Ketika terjadi Perang Korea (1950-an) dan Perang Vietnam (1950-an dan 1970-an)
pun, terlihat jelas bahwa kedua Negara adidaya tersebut memiliki andil yang
cukup besar dalam peperangan tersebut.
Kepentingan
Amerika Serikat untuk hadir dan menanamkan pengaruhnya di Asia Pasifik dapat
terlihat juga dari upayanya menjalin hubungan yang serius dengan China, baik
dalam kerangka kerjasama ekonomi maupun diplomatik. Selain, hubungannya dengan
China, Amerika Serikat pun menjalankan kerjasama ekonomi dan kebudayaan dengan
Taiwan, yang hinga sekarang status kedaulatannya masih menjadi perdebatan.
Sejak
adanya normalisasi hubungan Amerika Serikat dengan China pada 16 Desember 1978,
maka tercipta situasi politik yang pro Barat dan relatif stabil. Hal tersebut merupakan
keuntungan bagi Amerika Serikat. Sehingga, Amerika Serikat berupaya untuk
memelihara kondisi ini. Dengan kondisi yang stabil dan pro Barat tersebut, (di
mana Uni Soviet akan sulit memasukkan agenda politik dan ideologinya), maka Amerika Serikat akan dengan mudah
melancarakan agenda yang sesuai dengan kepentingan ekonomi, politik maupun
militernya.
Namun,
setelah berakhirnya Perang Dingin yang ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet
pada tahun 1991, Amerika Serikat menjadi masyarakat post-industrial[2]
dan mengalami defisit perdagangan. Kondisi perekonomian Amerika Serikat pun
goyah karena perang yang berkepanjangan. Karena kondisi tersebutlah, fokus
perhatian Amerika Serikat beralih dari Asia Pasifik ke Timur Tengah. Timur
Tengah menjadi penting dan fokus perhatian bagi kebijakan Amerika Serikat
selanjutnya karena Amerika Serikat memeroleh miliaran barel minyak dari Timur
Tengah. Jadi, kehadiran Amerika Serikat di Timur Tengah tersebut lebih kepada
kepentingan perbaikan ekonominya melalui minyak Timur Tengah.
Namun,
ketika China muncul sebagai new emerging power dan great economic
power di tatanan dunia global pada umumnya dan di kawasan Asia pada
khususnya, Amerika Serikat kembali mengalihkan fokus perhatiannya pada kawasan
Asia Pasifik. Dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat secara signifikan di
kawasan tersebut, menyebabkan Amerika Serikat berupaya hadir dan kembali
menanamkan pengaruhnya, baik secara ekonomi, politik maupun militer.
Kembalinya
Amerika Serikat di tengah-tengah dinamika kawasan Asia Pasifik tidak hanya
didasari pada kemunculan China semata. Jika kita melirik kondisi perekonomian
Amerika Serikat yang collapse di tahun 2008, sehingga mengalami krisis
ekonomi yang panjang, maka kehadiran Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik
ini pun akan bermotif pada kepentingannya untuk melakukan pemulihan atas kondisi
perekonomiannya setelah dihantam krisis ekonomi 2008.
Berikut
merupakan peta kawasan Asia Pasifik dan Negara-negara sekitarnya, di mana dalam
peta tersebut kita akan lebih mudah memahami posisi penting dan strategis dari
kawasan ini bagi kepentingan Amerika Serikat.
Asia
Pasifik merupakan suatu kawasan dengan jumlah penduduk yang amat besar. Sekitar
50-60% total penduduk dunia tinggal di kawasan ini. Dapat dibayangkan bahwa
Asia Pasifik menyumbang 50-60% dari market share dunia, angka yang
sangat tinggi tentunya. Negara-negara yang berada di kawasan tersebut pun
memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah dari hasil pertanian dan
perkebunan, tambang dan mineral hingga energi. Posisinya yang sentral dan
strategis dalam jalur perdagangan dunia pun juga menjadi daya tarik utama bagi
kawasan ini. Tidak heran jika kini Amerika Serikat melirik potensi ekonomi yang
terkandung di dalam kawasan ini.
Dinamika
hubungan internasional sekarang ini semakin dinamis, terlebih lagi dengan
kehadiran para new emerging powers seperti China. Kehadiran Negara
tersebut seakan menjadi momok yang menyeramkan bagi Amerika Serikat, mengingat
selama ini, hanya Amerika Serikatlah yang memegang kekuasaan di masa status quo
paska perang dingin berakhir.
Kawasan
Asia Pasifik yang begitu luas dengan posisi strategis, mengandung sumber-sumber
daya alam yang melimpah serta populasinya yang besar merupakan daya tarik bagi
Amerika Serikat bagi pemenuhan kepentingannya, baik kepentingan ekonomi,
politik maupun keamanan.
Asia
Tenggara pun termasuk ke dalam kawasan Asia Pasifik. Di mana Asia Tenggara pun
menyimpan potensi tersendiri. Posisinya yang berada di persimpangan konsentrasi
industri, teknologi, kekuatan militer di Asia Timur laut ke utara,
sub-kontinental dna sumber-sumber minyak di Timur Tengah ke Timur, dan
Australia ke selatan. Jalur laut Asia Tenggara pun sangat penting bagi
pergerakan Angkatan Bersenjata AS dari Pasifik Barat ke Samudera Hindia dan
Teluk Persia. Populasi yang besar merupakan pangsa pasar bagi produk dan
industri jasa Amerika Serikat. Kawasan ini juga merupakan tujuan investasi yang
menggiurkan. Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Samudra Pasifik
merupakan titik penting dalam sistem perdagangan dunia.
Jadi
kepentingan ekonomi Amerika Serikat di kawasan ini adalah market share
yang besar, baik untuk mendistribusikan produk-produk Amerika Serikat maupun
untuk industri jasa dan investasi. Terlebih lagi setelah Krisis 2008, Amerika Serikat
memusatkan perhatiannya di kawasan asia pasifik, terutama di bidang ekonomi
untuk memulihkan perekonomiannya.
Pada
abad 21 ini, China muncul menjadi new emerging power di tatanan dunia
global pada umumnya dan di kawasan Asia Pasifik pada khususnya. Hal ini menjadi
salah satu faktor pemicu mengapa Amerika Serikat kembali memberikan fokus
perhatiannya di kawasan tersebut, setelah sekian lama fokus perhatiannya
tertuju di kawasan Timur Tengah.
Kebangkitan
pengaruh China di kawasan Asia Pasifik terus menguat baik secara ekonomi,
politik maupun militer. Setelah perang dingin berakhir kekuatan dan pengaruh
Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik terus berkurang tetapi sebaliknya,
kekuatan dan pengaruh China semakin menguat. Kehadiran China ini, menjadi
ancaman bagi Amerika Serikat baik dari segi ekonomi, politik maupun militer.
Hal ini dikarenakan oleh tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi China mendorong
China untuk menanamkan investi di Negara-negara berkembang di kawasan Asia
Pasifik dan kawasan-kawasan lainnya. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
dan kekuatan ekonomi China, maka secara rasional China pun akan berupaya
meningkatkan kekuatan dan kapabilitas militernya. Hal inilah yang menjadi momok
ancaman bagi Amerika Serikat.
China
terus melakukan modernisasi militer dan merubah fokusnya ke kawasan selatan, di
mana secara khusus China meningkatkan kekuatan angkatan lautnya yang pada
akhirnya dalam rangka fokus di laut china selatan, yang sampai sekarang masih
menjadi perebutan beberapa Negara. China berupaya mempertahankan pengaruhnya di
laut china selatan, perebutan wilayah spartly dan paracel di lingkart laut
china selatan juga merupakan perhitungan politis. Di mana China akan terus
berusaha menancapkan pengaruhnya. Hal ini akan menjadi ajang persaingan
eksistensi antara Amerika Serikat dan China.
Jika
China terus mengupayakan hegemoninya di kawasan Asia Pasifik maka hal ini akan
mengancam kebebasan pelayaran di Laut China Selatan, sehingga membuat Amerika
Serikat merasa terancam baik secara ekonomi, politik maupun militer. Atas dasar
inilah, Amerika Serikat mulai mengambil kebijakan militer dengan melakukan
penggelaran pasukan di Darwin, Australia, melakukan kerjasama perluasan militer
dengan Negara-negara seperti Malaysia, singapura, dan mengaktifkan kembali
kerjasama keamanan dengan Filipina. Hal itu dilakukan untuk membendung
kehadiran dan pengaruh China di kawasan Asia Pasifik, sehingga tidak terjadi
hegemoni tunggal di kawasan tersebut.
Amerika
Serikat berupaya masuk, hadir dan mendominasi kawasan tersebut dengan segala
cara. Akhir-akhir ini pemberitaan mengenai kehadiran kekuatan militer Amerika
Serikat di kawasan Asia Pasifik semakin gencar terdengar. Hal tersebut memang
benar dilakukan oleh Amerika Serikat. Misalanya saja, kini Amerika Serikat
berencana melakukan perluasan kerjasama keamanan dengan Negara-negara
Australia, Jepang dan Korea Selatan yang cenderung akan mirip dengan kondisi
pada masa perang dingin dan Amerika Serikat pun sedang berupaya menggelar
penggelaran armada di beberapa Negara di Asia Tenggara.
Bahkan,
pemimpin Negara Amerika Serikat secara tegas menyatakan bahwa “sebagai Negara
dengan perekonomian terbesar di dunia AS ingin tetap mempertahankan dan
memperkuat kehadiran serta perannya dalam mengembangkan kawasan ini. Jangan
pernah ada keraguan lagi di abad ke-21 ini di Asia Pasifik, Amerika Serikat aka
nada di dalamnya.”
China
semakin memperkuat kehadiran militernya di perairan Asia Pasifik. Maka, terjadi
kesepakatan untuk meningkatkan kehadiran militer Amerika Serikat di Australia.
Hal ini dilakukan karena sejumlah Negara di Asia Pasifik khawatir dengan
semakin meningkatnya kekuatan militer dan dominasi China di perairan pasifik.
Upaya ini dilkukan dengan landasan bahwa upaya penjagaan stabilitas dan
keamanan di kawasan Asia Pasifik ini adalah kunci utama pertumbuhan ekonomi.
Ambisi
Amerika Serikat baik untuk kepentingan ekonomi, politik maupun militer semakin
terlihat dengan turut bergabungnya Amerika Serikat dalam East Asian Summit ke-6
yang diselenggarakan 19 November 2011 lalu di Bali. Selain itu, Amerika Serikat
pun berencana mengaktifkan kembali pangalan militernya di Filipina dan Amerika
Serikat pun akan menyiagakan kapal perang di Negara tersebut. Tidak hanya
Filipina ternyata, Amerika Serikat pun sedang mempersiapakan armada kapal
perang baru di Malaysia dan Singapura. Armada kapal-kapal perang tersebut akan
difokuskan ke Laut China Selatan yakni di perairan yang menjadi area sengketa. Dan
juga Amerika Serikat juga telah melakukan penggelaran pasukan di Darwin,
Australia yang berjumlah 2500 pasukan militer.
Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat
di kawasan Asia Pasifik menunjukkan bahwa pemerintah Amerika Serikat telah
menggeser fokus kebijakan luar negerinya ke kawasan Asia Pasifik karena melihat
peta politik dan konstruksi yang ada sekarang sebagai upayanya mempertahankan
pengaruhnya di dunia pada umumnya dan di kawasan Asia Pasifik pada khususnya.
(Total Kata:
1.535 kata)
DAFTAR PUSTAKA
Khanh Vu Duc. Asia Sentinel, 15
Januari 2012. http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4132&Itemid=171.
Diakses pada 16 Januari 2012 pukul 23.00 WIB.
Dewitri. Asia Tenggara Dalam
Kepentingan Amerika Serikat. 4 Januari 2009.
Sari, Deasy Silvya. Kebangkitan
China Menurut Realis. 23 Desember 2009. http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=1101&type=4.
Di akses pada 15 Januari 2012 pukul 20.00 WIB.
BBC Indonesia.
“Obama: Asia-Pasifik Masa Depan Dunia.” 17 November 2011. http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/11/111117_obamapacific.shtml.
Di akses pada 15 Januari 2012 pukul 20.10 WIB.
David Nakamura. The Washington
Post: “A Determined Obama in Asia-Pasific Tour.” 19 November 2011. http://www.washingtonpost.com/world/asia_pacific/in-asia-pacific-a-determined-obama/2011/11/19/gIQA3U4TbN_story_1.html.
Di akses pada 16 Januari 2012 pukul 00.10 WIB.
Hardy, James. Analysis: US’
Asia-Pasific Strategy Provokes Mixed Responses from China. 13 Januari 2012. http://www.janes.com/products/janes/defence-security-report.aspx?ID=1065932124
. Diakses pada 16 Januari 2012 pukul 00.15 WIB.
Prajuli, Wendy. Hasil Pemilu Taiwan
Untungkan Amerika Seikat. 15 Januari 2012.
[1] Australasia merupakan sebutan bagi suatu
kawasan di Oceania yang meliputi Australia, Selandia Baru, dan pulau-pulau
disekitarnya di Selandia Baru.
[2] postindustrial -
of or relating to a society or economy marked by a lessened importance of
manufacturing and an increase of services, information, and research;
"postindustrial countries".
Happy reading and enjoy it :)
No comments
your comment awaiting moderation