Aku ingat, Bulan lalu 28 Agustus, kita duduk berdua memandang pantulan bulan purnama di taman kota dekat Masjid Sunda Kelapa. Kemudian berpindah ke Monas demi menuruti keinginanku mencari tempat yang lebih lengang di banding bersanding dengan hiruk pikuk dan riuh ramai di taman.
Namun, kita pun tak bisa berlama-lama di Monas. Rupanya wajah kota sudah banyak berubah. Aku tak menyadari itu, aku aku yang tak mau sadar?
Malam itu kita berbincang, bersenda gurau penuh canda tawa.
Malam ini, 26 September, kulihat lagi Bulan yang hampir Purnama, di pelataran Taman Ismail Marzuki, tapi tidak bersamamu.
Aku bersama tiga pria lain, yang masing-masing memiliki ceritanya sendiri. Ceritanya tentang hidupnya. Cerita denganku. Cerita tentang kita semua.
Entah sedang berada di mana malam itu. Mungkin kamu sedang di rumahmu yang membangkitkan hidupmu kembali. Dan aku semakin tak bisa menjangkau mu.
No comments
your comment awaiting moderation